Sunday 28 August 2011

Kau: Cinta Pada Pandangan Pertama


Judul : Kau
Penulis : Sylvia L'Namira
Penerbit : Gagasmedia
Resensi :
Aku sendiri tak percaya dengan cinta pada pandangan pertama. Tapi kau adalah pengecualian. Kau muncul di sudut mata seperti sesuatu yang wajar adanya, menghangatkan wajahku seperti cahaya matahari pagi. Suaramu bergelenyar lembut seperti belaian angin sore. Seluruh indraku bereaksi waspada, kau adalah godaan yang tak bisa disangkal begitu saja.

“Siapa namamu?” batinku bertanya-tanya. Kau benar-benar membuat pikiranku tak keruan. Aku semakin sering melihatmu dalam hidupku, tetapi aku tak punya petunjuk barang secuil pun tentang dirimu. Kau misterius seperti malam tak berbulan. Hadirmu memabukkan seperti aroma rempah-rempah.

Namun, sebelum aku berhasil membongkar misteri tentangmu, sosokmu menguap begitu saja seperti embun menjelang siang. Kukira nyeri di hatiku juga bisa cepat pergi, dibantu oleh waktu—aku salah.

Perasaanku tak sama lagi setelah kepergianmu. Kau membuatku mencandu. Kau membuatku merindu. 


Oke. Si juara kedua ini ternyata lebih ke chicklit dibanding teenlit. Ceritanya tentang perempuan yang kerja sebagai wartawan perang. Keren banget jobnya. 

Eh, eh, eh... Job cowoknya lebih mantap lagi. Pilot!!! Dan cowok itu suka olahraga berat-berat kayak bungee jumping, arung jeram, dkk.

Coba. Di mana lagi bisa ketemu tokoh utama yang jobnya unik begitu.

Nah, ceritanya si Viola alias Piyo itu suka awan. Dia suka mencari wangsit dari awan. Kalau wangsitnya bagus, dia pakai topi rajut hijau. Kalau agak bahaya, dia pakai topi rajut kuning. Dan kalau bahaya, topi rajut merah.

Seperti lalu lintas saja. (Ngomong-ngomong saya nggak tahu wangsit artinya apa, itu hanya mengutip kalimat dari novel).

Begitulah. Dia tuh dipaksa Mamanya cepat nikah (bukan kawin ya). Mamanya yang pemaksaan jodohin dia sama anak temannya. Pokoknya Mamanya itu lucu banget. 

Piyo jatuh cinta sama seorang pilot yang mengantarkan dia ke daerah-daerah bencana alam dan perang, namanya Igo. Dan ternyata Igo itu anak teman Mamanya.

Sounds familiar, doesn't it? Kebetulan banget.

Tapi sayangnya si Igo itu kecelakaan dan dikabarkan sudah meninggal.

Yah, sebagai pembaca buku beginian, pasti sudah tertebak kalau si Igo masih hidup. Dan anehnya cowok ini nggak muncul untuk beri penjelasan apapun selama satu tahun. Si Piyo sedih karena mengira si cowok sudah meninggal dan ternyata si cowok hidup tenang dan senang begitu saja. 

Aneh banget. Padahal si cowok juga suka sama si Piyo. Dia patah hati. Saya nggak tahu karena alasan apa. Tinggal cari ceweknya kok susah amat.

Dua bintang. Plotnya sih enak dan mengalir. Tapi selain keanehan cowoknya, endingnya juga menyebalkan. Menggantung dan singkat. Mau marah bacanya. Padahal dari tiga buku yang jadi juara, si Igo itu yang paling maskulin, paling macho, dan paling cowok. Eh... malahan paling nggak masuk akal. Atau cowok itu memang nggak masuk akal ya?

Ah, sudahlah. Akhirnya selesai juga baca buku-buku yang jadi juara roman ini.

Dreamer is gonna try Billy Bombers for the first time... Hope it's delicious...


:) 

No comments:

Post a Comment