Wednesday 31 October 2012

The Good Earth


Judul : The Good Earth (House of Earth #1)
Penulis : Pearl S. Buck
Tebal : 507 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

"Sebuah keluarga akan habis riwayatnya--kalau mereka sudah mulai menjual tanah-tanahnya. Kita berasal dari tanah dan kita mesti kembali lagi ke situ--dan kalau kalian masih mau mempertahankan tanah itu, kalian bisa hidup terus--tak ada orang yang bisa merampas tanah begitu saja." --hal. 506

Kisah ini bermulai di sebuah rumah petani yang memiliki sepetak tanah. Namanya Wang Lung dan dia tinggal berdua saja dengan ayahnya yang sudah tua. Tiap hari dia bekerja di ladangnya sekaligus mengurus ayahnya itu.

Tapi hari itu adalah hari yang sangat khusus. Ia akan menikah dengan seorang budak yang tersisa di rumah keluarga kaya bermarga Hwang. Ia pergi ke pasar dan membeli barang-barang sebagai modalnya untuk melamar sekaligus membeli sedikit daging untuk merayakan pernikahannya. 

"Dan apa yang bisa kita perbuat dengan perempuan cantik? Kita mesti dapat perempuan yang mau mengatur rumah, dapat memberi keturunan dan mau bekerja di sawah, dan apa perempuan cantik bisa begitu? Ia cuma memikirkan pakaian bagus dan merawat mukanya saja! Tidak, tak boleh ada perempuan cantik di rumah ini. Kita petani. Lagipula, mana ada budak cantik yang masih perawan di rumah orang kaya seperti itu? Anak-anak tuan tanah di situ pasti sudah pernah berbuat serong dengannya. Lebih baik menikah dengan perempuan jelek yang masih perawan daripada dengan perempuan cantik yang sudah tidak perawan lagi. Apa kaupikir perempuan cantik bisa menganggap tangan petanimu sama lembutnya dengan tangan anak orang kaya, dan apa kulit mukamu yang hitam kena matahari itu bisa sama halusnya dengan kulit laki-laki lain yang suka berbuat serong dengannya?" --hal. 14-15

Sesuai nasehat ayahnya itu, Wang Lung mencari istri yang bertubuh kekar, berkaki besar, berwajah jelek, dan pendiam. Namanya O Lan. Setiap hari O Lan bangun pagi-pagi, menyiapkan makanan untuk keluarga kecilnya, mengurus ayah Wang Lung, memasak, dan juga membantu Wang Lung di sawah. Wang Lung cukup senang dengan keberadaan istrinya itu karena akhirnya tugasnya bisa jauh lebih ringan. Bahkan hebatnya, O Lan melahirkan anak laki-laki baginya. Kebetulan anak laki-laki adalah kebanggaan orang Cina karena anak perempuan jika sudah dewasa hanya akan dinikahkan ke keluarga lain dan bukannya berguna bagi keluarga sendiri.

Wang Lung tidak terlalu sayang pada istrinya yang baru itu. Namun ia tidak pernah sadar bahwa nanti justru karena istrinya itulah ia akan menjadi orang kaya. Di tengah bencana kelaparan yang melanda dan orang-orang miskin menyerbu rumah orang kaya demi mendapat segenggam harta, O Lan dengan cerdiknya menemukan tempat persembunyian harta orang kaya. Perhiasan-perhiasan itulah yang akhirnya bisa menaikkan status Wang Lung menjadi tuan tanah. 

Dari sepetak tanah, Wang Lung terus-menerus membeli tanah yang lain. Ia percaya bahwa petani adalah panggilan hidupnya dan ia mencintai sawahnya itu. Dengan menyewa beberapa orang, ia sudah bisa meninggalkan bisnis pertaniannya untuk beroperasi sendiri. 

Wang Lung tetaplah Wang Lung si petani yang tidak berpendidikan dan tidak bisa baca tulis. Jadi begitu ia kaya, ia agak lupa daratan. Ia mengambil istri baru yang sangat cantik dan sangat manja bernama Lotus. Tiap hari kerjaan Wang Lung adalah menghibur istrinya itu dengan membeli barang-barang mahal dan makanan-makanan enak yang bahkan tidak pernah dimakan Wang Lung sendiri. Dan O Lan terlupakan. 

Dalam setiap keluarga besar selalu saja ada masalah. Dan masalah Wang Lung adalah keluarga pamannya yang cabul dan senang menjadi benalu. Tidak hanya itu. Anak laki-laki Wang Lung yang sulung dan kedua pun bermasalah. Terkadang Wang Lung terpaksa menerima kalau hidupnya tidak akan pernah damai. Sana-situ bertengkar. Sana-situ butuh duit. Sana-situ saling membenci. Pengkhianatan pun tak terelakkan.

Kesan:
Saya selalu merasa roman kehidupan itu sangat menarik untuk dibaca. Karena begitu saya menutup halaman terakhir, kisah itu akan terus melekat di kepala sampai waktu yang lama. Walaupun terkadang ada bagian-bagian tertentu dari penceritaan kehidupan itu yang membosankan.

Tapi saya tidak menemukan kebosanan dalam kisah Wang Lung ini. Mungkin karena deskripsi settingnya yang cukup detail, narasi Wang Lung yang terkesan lugu juga manusiawi, atau kehidupan petani miskinnya yang begitu hidup. Saya melahap tiap halaman seperti tidak bisa berhenti. Saya selalu ingin tahu bagaimana akhir dari kisah si Wang Lung ini.

Tokoh yang paling saya sukai tentu saja O Lan. Saya mengagumi kerajinannya dan juga mentalnya yang luar biasa kuat. Saya tidak bisa membayangkan melahirkan anak sendirian di dalam kamar tanpa bantuan siapapun. Dan beberapa menit setelah kelahiran itu, ia langsung bekerja lagi di sawah. Wow. Hebat sekali perempuan ini. Sayang, dia tidak cantik sehingga Wang Lung tidak mencintainya. Namun di akhir, Wang Lung tetaplah menghargai istrinya itu. Karena bagaimanapun juga O Lan telah berjasa banyak bagi hidup laki-laki itu.

Oh, saya benci sekali bagian saat Wang Lung terpesona pada Lotus. Aduh, wanita manja seperti itu kok diperhatikan sih? Saya sih dari awal sudah mau nampar perempuan itu. Pengen mutiaralah, pengen kain sutralah, entah apa lagi. Dikasih pula sama si Wang Lung! 

Dan saya juga ingin sekali menonjok keluarga paman Wang Lung yang seenaknya minta duit tanpa ikut kerja. Memang zaman dulu ada aturan kalau sesama keluarga harus saling menjaga dan melindungi. Tapi kalau saya sih bisa naik darah melihat kelakuan keluarga paman Wang Lung yang keterlaluan. Untung saja Wang Lung cukup pintar memberi mereka candu biar klenger dan lupa sama yang lain.

Sebenarnya masih banyak bagian menyebalkan dari kisah Wang Lung. Anak laki-lakinya, contohnya. Yang satu gengsinya tinggi dan juga boros. Yang satu pelitnya minta ampun. Tipikal anak orang kaya baru kali ya... Bahkan Wang Lung sampai merasa paling suka dengan anak perempuannya yang menderita penyakit idiot. 

Banyak dramanya. Tapi begitulah kehidupan orang-orang zaman dulu. Penuh intrik dan orang-orang licik yang hanya ingin mengincar harta orang lain. Cape, deh.

Tapi di luar itu, saya tetap merasa kisah ini sangat luar biasa. Dan tidak aneh buku ini mendapat hadiah Nobel. 

Sekilas tentang penulis:
Pearl Sydenstricker Buck lahir Amerika tanggal 26 Juni 1892. Ia menghabiskan sebagian besar masa mudanya di Cina. Ia seorang penulis yang sangat produktif, terutama di bidang hak-hak wanita juga hak rakyat.  The Good Earth adalah novel yang akhirnya melambungkan namanya. Terdiri dari tiga bagian: The Good Earth, Sons, dan House Divided, karya ini mendapatkan hadiah Nobel tahun 1938. The Good Earth pernah disebut-sebut dalam Oprah's Book Club dan bahkan telah diadaptasi ke dalam theater play di Broadway.

Catatan: Review ini dibuat dalam rangka posting bareng bulan Oktober dengan tema pemenang Nobel sastra. Diterbitkan bersama anggota BBI yang lain pada tanggal 31 Oktober 2012.

5/5

Sunday 28 October 2012

That Camden Summer


Judul : That Camden Summer
Penulis : Lavyrle Spencer
Tebal : 448 halaman
Penerbit : Gagasmedia

Bersama tiga anak perempuannya, Roberta Jewett kembali ke kampung halamannya. Ia baru saja menceraikan suaminya yang tukang judi dan ia berharap bisa menemukan kehidupan baru di Camden.

Seorang wanita bercerai yang mandiri sangat ditentang oleh masyarakat pada waktu itu. Tapi Roberta tidak peduli. Ia membeli rumah dan mobil. Ia juga bekerja sebagai perawat keliling untuk menghidupi anak-anaknya.

Gabriel Farley awalnya tidak suka pada Roberta yang galak. Ia menerima pekerjaan sebagai tukang kayu di rumah Roberta dan dengan waktu-waktu yang dihabiskan di rumah itu, ia mulai berteman dengan wanita itu. 

Namun suami kakak Roberta, Elfred menganggap Roberta sebagai wanita gampangan. Ia mencoba mengganggu kehidupan wanita itu. 

Tanpa dukungan dari ibunya juga keluarganya yang lain, Roberta hanya sendirian. Bagaimana caranya dia bertahan saat seluruh kota membencinya?

Kesan:
Yang saya suka dari novel-novel Lavyrle Spencer adalah karakter wanita-wanitanya yang tangguh dan mandiri. Selain itu, tokoh-tokohnya selalu realistis. Tidak cantik, tidak tampan, tidak istimewa, hanyalah orang biasa yang punya kehidupan yang pantas diceritakan.

Buku ini sangat menarik di awal. Saya suka perdebatan di antara Roberta dan orang-orang di sekitarnya. Saya juga suka anak-anak Roberta yang riang dan cerewet, membuat suasana novel ini menjadi ringan dan menyenangkan.

Tapi sayangnya ada adegan perkosaan. Terus-terang itu topik yang paling nggak suka saya baca selain narkotika. Apalagi dalam buku romance begini. A big no no. Kasihan bener si Roberta ini.

Saya berharap buku lain dari Lavyrle Spencer akan lebih bagus dari ini.

3/5 

Wednesday 24 October 2012

Oath Breaker


Judul : Oath Breaker (Chronicles of Ancient Darkness #5)
Penulis : Michelle Paver
Tebal : 224 halaman
Penerbit : Orion

Torak berlibur di daerah Seal Clan bersama Bane. Mereka berdua menjadi teman dekat sejak Bane menyelamatkan Torak dari Seshru di buku sebelumnya. 

Malam itu, Torak dan Bane sedang mendapat giliran jaga. Bane mengutarakan keinginannya untuk meminta Renn sebagai pasangannya nanti. Torak marah tiba-tiba dan pergi meninggalkan Bane.

Torak tidak pernah menyangka kalau ia akan menemukan Bane terbunuh saat ia kembali. Dan semua jejak menunjukkan kalau pelakunya adalah Thiazzi, Soul Eater dari Oak Clan.

Demi dendamnya, Torak nekad pergi ke Deep Forest demi mencari Thiazzi. Hanya saja di Deep Forest sedang terjadi perang antarklan yang disebabkan oleh Thiazzi yang menyamar. 

Bagaimana caranya agar Torak bisa mengalahkan Thiazzi yang adalah Soul Eater bertenaga paling kuat?

Kesan:
Wah, di buku ini saya mulai mendeteksi rasa suka Torak kepada Renn. Mungkin supaya Torak nggak kalah dari si Wolf yang juga sudah jatuh cinta dengan serigala lain bernama Darkfur. *eaaa

Menurut saya, Thiazzi agak menyeramkan di buku ini. Sebelumnya saya hanya menganggap dia sebagai penjahat kuat tak berotak. Tapi di sini... Penyamarannya oke banget. Saya sampai dibuat merinding sendiri saat Torak masuk ke sarang sang Soul Eater tanpa rasa curiga.

Di sini akhirnya Wolf sadar kalau Torak bukanlah seekor serigala seperti yang dikiranya selama ini. Wolf kecewa dan kabur meninggalkan Torak. Namun kesetiaan dan ikatan batin memang tidak pernah salah. Wolf akhirnya kembali untuk bersama Torak. Baik sekali kau, Wolf!

Dan Wolf punya anak, lho! Aih, lucunya!

4/5

Tuesday 23 October 2012

Hanami


Judul : Hanami
Penulis : Fenny Wong
Tebal : 456 halaman
Penerbit : Gagasmedia

Nishikado Sakura, Kawaguchi Keigo, dan Sakamura Jin...

Ketiganya tanpa sadar memiliki masa lalu yang saling terkait. Semuanya disembunyikan demi melindungi perasaan masing-masing. 

Dimulai saat Sakura bertemu dengan seorang nenek yang ternyata mengenal ibunya di masa lalu. Selama ini Sakura selalu bertanya-tanya siapakah orang tuanya dan kenapa ia hanya tinggal berdua dengan Keigo. Di mata semua orang, kesan tinggal berdua dengan seorang laki-laki sangatlah buruk. Namun Sakura hanya menganggap Keigo sebagai kakaknya.

Keigo yang dulu memiliki reputasi yang bagus dalam kelompok Yakuza. Namun seorang Sakura mampu meluluhkan hatinya dan membuatnya ingin berubah demi melindungi gadis itu. Dialah yang selalu setia menunggu di rumah dan menyediakan kebutuhan untuk Sakura. Dia jugalah yang selalu siap menolong Sakura setiap kali masalah datang.

Jin memendam kebencian yang sangat dalam kepada ibu Sakura. Pertemuannya dengan Sakura membuatnya senang karena akhirnya ia bisa membalaskan dendamnya. Ia ingin menyakiti Sakura dan menyalahkannya atas apa yang terjadi dalam hidupnya. Karena keberadaan Sakura, ia harus kehilangan ayahnya dan juga masa kecilnya yang bahagia.

Saat benang masa lalu itu mulai terjalin, apakah Sakura siap menghadapi kenyataannya? Dan di akhir... siapa yang akan dipilih Sakura, Keigo yang selalu setia melindunginya atau Jin yang membencinya?

Kesan:
Hal pertama yang menarik perhatian saya dari buku ini adalah sinopsis di belakang bukunya. Sinopsis itu hanya berupa ungkapan perasaan Keigo dan Jin kepada Sakura. Entah kenapa saya langsung tertarik membacanya begitu saya membelinya. Biasanya saya suka menyimpan buku yang baru dibeli di urutan bacaan terakhir.

Cerita ini sangat berbau Jepang. Saya harus memuji Fenny karena bisa menciptakan suasana dan menyajikan budaya Jepangnya dengan sangat baik. Bahkan tokoh-tokohnya pun sangat "komik Jepang".

Pada dasarnya, saya tidak suka dengan tipikal tokoh yang selalu menjadi pusat perhatian dan dilindungi terus-menerus oleh orang lain. Banyak tokoh cewek di komik Jepang sekarang yang begitu. Hampir setiap lembarannya dipenuhi air mata dan kalimat, "Tolong lindungi aku!" Ini sih masalah selera. Hanya saja Sakura dalam buku ini juga seperti itu walaupun tidak terlalu berlebihan seperti komik-komik itu. Dan karena ini novel berbau Jepang, saya terima saja karena mungkin memang begitulah cewek-cewek Jepang. Saya kan tidak tahu aslinya seperti apa.

Plot cerita ini rapi. Alurnya cepat namun saya tidak merasa kalau semuanya diburu-buru. Bahasanya ringan dan enak dibaca. Bahkan perpindahan antara masa lalu dan masa depannya cukup mengena dan tidak terasa aneh. 

Dan yang paling saya suka dari buku ini adalah ikatan masa lalu antara Sakura, Jin, dan Keigo. Jenius! Entah kenapa saya merasa sedih dan nyenyes sewaktu segalanya terbuka. Kasihan Jin, kasihan Sakura, kasihan Keigo... Ketiganya harus kehilangan orang tua masing-masing karena perbuatan orang yang sama.

Saya mengenal tulisan Fenny sudah cukup lama, mungkin ada kali 10 tahun. Jadi, saya bisa merasakan perubahan yang besar dari gaya penulisannya. Hanami ini menunjukkan kemajuan yang sangat luar biasa. Dibandingkan dengan Moonlight Waltz (karya pertamanya) dan beberapa karyanya yang lain, Hanami ini almost perfect sampai saya bingung mau komentar apa. Haha...

Yang jelas saya akan terus menunggu karya-karya Fenny yang lain.

4/5

Sunday 21 October 2012

Outcast


Judul : Outcast (Chronicles of Ancient Darkness #4)
Penulis : Michelle Paver
Tebal : 274 halaman
Penerbit : Orion


Torak ketakutan. Ia menyimpan rahasia yang sangat besar dan tidak satu orang pun tahu. Sewaktu terakhir kali ia berhadapan dengan Soul Eater, ia telah diberi tanda dan ditato untuk menjadi bagian dari penyihir-penyihir jahat itu. Dengan paksaan, tentunya. 

Dalam suatu pertengkaran dengan Boar Clan, rahasia itu terungkap. Dan ia diusir, dikucilkan, dan diberi tanda sebagai Outcast. 

Torak harus berlari demi hidupnya. Sendirian tanpa siapapun. Namun banyak orang mengejarnya untuk membunuhnya. Hanya Renn yang setia berusaha melindungi Torak dari belakang.

Perlarian Torak membawanya ke sarang Seshru, Soul Eater dari Viper Clan. Tanpa disadarinya, sang Soul Eater sudah memanipulasi Torak. Memang Seshru sengaja memimpin jalan Torak ke sarangnya.

Hari berlalu dan pikiran Torak semakin buram. Ia lupa dengan kehidupannya sendiri dan mulai melupakan namanya sendiri. 

Tidak hanya dipojokkan oleh Seshru, Torak masih harus menghadapi para pemburu yang mengincar nyawanya. Bagaimana caranya Torak selamat dari cengkeraman Seshru dengan kondisinya yang seperti itu? 

Kesan:
Masih dengan ciri khasnya, Michelle Paver membawa saya ke dalam dunia gloomy dan kuno seorang Torak. Misteri perjalanan Torak dibungkus secara apik sampai akhirnya semua rahasia terbongkar di akhir. Itulah nilai plus penulis yang selalu bisa mengejutkan saya setiap kali petualangan Torak hampir mencapai akhir. Menegangkan dan membuat penasaran.

Kekurangan dari buku ini hanya satu. Saya merasa bosan dengan bagian tengahnya. Masalahnya, Torak hanya berpetualang sendirian. Sebagian besar, bagian tengah itu berupa narasi dan monolog Torak. Saya lebih suka banyak percakapan supaya tidak terlalu monoton. 

Saya masih suka Wolf yang sangat setia. Saya juga suka Renn yang tidak pernah menyerah. Sementara Torak... saya sungguh merasa kasihan pada tokoh itu. Tiap kali dapat sial melulu. Padahal dia baru 14 tahun. 

Lanjut ke buku kelima...

4/5  

Friday 19 October 2012

Life Traveler


Judul : Life Traveler
Penulis : Windy Ariestanti
Tebal : 381 halaman
Penerbit : Gagasmedia

"Konon, bumi ini milik mereka yang mau berhenti sejenak untuk melihat-lihat, lalu meneruskan perjalanan. 

Dari Vietnam, Kamboja, Frankfurt, Praha, Heidelberg, Paris, Thailand...

Ini adalah sebuah buku perjalanan. Ada tips-tips yang akan kautemukan untuk bisa hidup sebentar di negeri asing. Bahkan ada banyak daftar objek pariwisata di kota-kota yang dikunjungi Windy. 

Namun buku ini juga sebuah petualangan dalam hidup. Ada perasaan yang terkait, ada renungan tentang makna perjalanan, dan ada quote-quote penting yang ditemukan dalam perjalanan.

"We just need to stay away for a moment to get back home."

Kesan: 
Buku ini ringan dan enak dibaca. Apalagi ada foto-foto yang diselipkan dalam lembarannya. Cetakan kertasnya bagus dan hurufnya nyaman untuk dilihat. Belum lagi perjalanan yang didapat saat membacanya. Sekalipun berada di dalam satu ruangan, pikiran seakan melayang mengikuti perjalanan Windy. 

Karena ini buku perjalanan, isinya pun tentang perjalanan. Kadang membosankan, kadang menyenangkan, kadang menggebu-gebu, kadang datar dan kosong. Menurut saya, buku ini hanya sekedar inspirasi agar saya punya ide jika nanti saya punya uang untuk berkelana. 

Saya menikmati membaca buku ini. Tapi saya memang tidak begitu suka non-fiksi karena sebentar saja saya sudah lupa isinya apa. Saya juga pasti lupa nama objek wisata apa saja yang dikunjungi Windy. *eaaaa pikun...

Tapi saya tetap menyukai buku ini. Apik banget.

"Kadang kita menemukan rumah justru di tempat yang jauh dari rumah itu sendiri. And yes, wherever you feel peacefulness, you might call it home."

3/5

Monday 15 October 2012

The Rana Look


Judul : The Rana Look
Penulis : Sandra Brown
Tebal : 284 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Rana yang sekarang adalah wanita berbaju gombrang, berkacamata, dan bersembunyi di dalam rumah. Tapi Rana yang dulu adalah model papan atas, didambakan para pria, dan sangat terkenal.

Masa lalu membawa Rana untuk menyembunyikan identitasnya. Ia tinggal di rumah sewaan kecil di mana ia bisa melakukan segala hal yang diinginkannya. Tenang, damai, tanpa campur tangan ibunya.

Pemilik rumah sewaan Rana memiliki keponakan bernama Trent Gamblin. Dia adalah pemain sepakbola yang siap dipensiunkan karena kakinya yang cedera. Trent menginap di rumah bibinya itu demi menyembuhkan kakinya.

Keduanya bertemu. Trent yang langsung tertarik pada sosok Rana dan Rana yang membenci Trent. Namun kesabaran Trent dalam mendekati Rana berbuah hasil. Hanya saja apa yang akan terjadi saat Trent mengetahui kalau wanita yang dikenalnya punya identitas lain?

Kesan:
Kebetulan saya sedang iseng dan ingin membaca karya pengarang favorit saya sejak dulu. Jadilah, saya membaca buku ini. Buku ini menarik perhatian saya dari cover-nya yang berwarna terang. Foto wanitanya punya mata hijau yang jernih sekali! <-- ga penting

Rana dan Trent adalah karakter yang cukup menarik untuk diikuti. Profesi keduanya juga sangatlah unik karena saya jelas tidak hidup dalam dunia permodelan dan sepak bola. 

Seperti ketebalan bukunya yang sangat tipis, cerita ini tidak menyajikan kerumitan dan drama yang tidak habis-habis. Singkat, manis, dan mengena. Dialognya yang sederhana enak dibaca dan pembawaan ceritanya mengalir lancar seperti khas Sandra Brown. Saya suka walaupun saya tidak bisa terlalu suka karena pada dasarnya saya suka cerita yang banyak masalahnya.

Buku ini cocok dibaca bagi penggemar romance yang ringan namun menyenangkan.

3/5 

Monday 8 October 2012

Only With Your Love


Judul : Only With Your Love (Vallerands #2)
Penulis : Lisa Kleypas
Tebal : 416 halaman
Penerbit : Avon

Celia Vallerand merasa sangat bahagia dengan pernikahannya. Suami barunya, Phillippe akhirnya mengajaknya ke kampung halaman pria itu untuk bertemu dengan keluarganya.

Namun di tengah pelayaran, kapal mereka dicegat seorang bajak laut jahat: Legare bersaudara. Phillippe terbunuh dan Celia dijadikan sandera.

Kapten Griffin adalah salah satu bajak laut yang ditakuti dan dihormati bawahan-bawahannya. Ia sedang berada di sebuah penginapan sewaktu melihat seorang wanita sedang dilecehkan dan dipersiapkan untuk menjadi "santapan" Legare yang kejam. Tadinya Griffin tidak peduli. Toh, memang nasib wanita selalu apes jika berada di tangan bajak laut. Tapi begitu mengetahui Celia adalah istri Phillippe, ia tidak bisa tinggal diam.

Dengan menghalalkan segala cara, Griffin menyelamatkan Celia. Dan itu memicu dendam Legare. 

Dari sarang harimau, masuklah ke sarang naga. Celia merasa ketakutan dan ia tidak berdaya saat Griffin mengambil keuntungan darinya. Ia merasa jijik namun ia tidak bisa menolak ketertarikannya terhadap bajak laut kasar yang misterius itu.

Dan ternyata Griffin adalah Justin Vallerand, saudara kembar Phillippe. 

Apa yang akan dilakukan Celia saat mengetahui hal itu? 

Kesan:
Sewaktu membaca seri sebelumnya, saya memang sudah suka dengan Justin Vallerand. Jadi, saya menaruh harapan tinggi untuk novel ini. Saya tidak kecewa sih, hanya tidak terlalu puas dengan ceritanya.

Dari sinopsisnya, saya merasa sangat tertarik untuk membacanya. Saya suka kalau ada identitas rahasia dan sesuatu yang disembunyikan. Saya excited sewaktu membaca bagian Celia yang belum mengetahui kalau Griffin adalah kakak kembar Phillippe.

Bagian terbaik dari novel ini adalah bagian akhirnya, saat Legare membalas dendam pada Justin. Semua adegan itu membuat novel ini tidak hanya murni novel romance. Ada intrik dan ketegangannya sendiri. Saya suka plotnya yang tidak selambat novel sebelumnya.

Tapi sayangnya ada beberapa kekurangan. Terutama orang tua Justin yang adalah hero dan heroin novel sebelumnya. Kedua tokoh itu sangat one dimensional dan terkesan tidak penting. Saya bahkan merasa dialog antara Lysette dan Celia tidak hidup dan kosong. Saya juga tidak merasakan gaya penulisan Lisa Kleypas yang bagus dan variatif di buku ini. Ada banyak pengulangan kata, seperti: "he said huskily". Entah berapa kali saya baca kalimat itu setiap kali Justin membuka mulut. 

Untuk dua tokoh utamanya... Saya rasa Celia mungkin bukan jenis heroin yang menyenangkan. Dia terlalu sensitif dan rewel walaupun dari narasinya saya bisa mengerti karakter aneh satu ini. Dan saya pernah mengenal orang seperti Celia jadi saya tidak keberatan dengan heroin ini. Walaupun kesannya dia agak nafsuan karena sekalipun suaminya meninggal belum lama dia bisa menikmati "hubungan" dengan Justin. 

Dan saya agak kecewa dengan Justin. Saya lebih suka karakternya di buku pertama daripada di sini. Dia terlalu kejam dan egois, menurut saya. Walaupun bajak laut memang begitu sih. Tapi dia seenaknya saja meninggalkan kedua orang tuanya dan membuat Phillippe mencemaskannya. Sejak muda dia sudah kabur untuk menjadi bajak laut. Benar-benar anak yang tidak bisa diandalkan! Lalu anehnya, semakin ke belakang si Justin ini kok makin lembut dan baik. Terlalu baik malah. Jadi, tidak sesuai dengan karakter sebenarnya.

Tapi saya tetap suka dengan ceritanya. Dan seperti novel Lisa Kleypas lainnya, butuh kipas untuk membacanya.

Seri Vallerands : 
1. When Strangers Marry 
2. Only With Your Love

4/5

Saturday 6 October 2012

Rumah Cokelat


Judul : Rumah Cokelat 
Penulis : Sitta Karina
Tebal : 226 halaman
Penerbit : Buah Hati

Hannah Andhito, ibu muda yang tinggal di Jakarta, kota metropolitan. Kesibukannya dalam bekerja membuatnya tidak bisa memperhatikan anaknya, Razsya yang masih kecil.

Dan suatu hari ia mendengar Razsya bergumam dalam tidurnya. Razsya ternyata sayang sama babysitter-nya!

Sebagai seorang ibu yang melahirkan Razsya, Hannah jadi kesal sendiri. Ia ingin menjadi nomor satu di mata anaknya dan sayangnya ia tetap tidak bisa mengorbankan karirnya sendiri. Ditambah lagi, ia harus mengorbankan kehidupan sosialnya. Ia tidak lagi bisa berpesta seperti sahabatnya. Ia juga tidak bisa merokok dan bersikap seenaknya lagi. 

Namun saat ada Banyu yang merayunya, apakah Hannah akan menyadari keluarga yang dimilikinya? Dengan Wigra dan Razsya sebagai keluarga kecilnya, apakah Hannah akan puas atau menyesal?

Kesan:
Saya sudah membaca karya Sitta Karina sejak lama. Dia adalah salah satu penulis lokal favorit saya karena saya suka gaya bahasa penulisannya dan juga tokoh-tokoh yang diciptakannya. Kekuatan Sitta Karina ada pada dialog dan deskripsinya yang enak dibaca.

Rumah Cokelat ini adalah buku pertama Sitta yang diterbitkan setelah bertahun-tahun saya menunggu kelanjutan karyanya. Saya cukup kaget karena ternyata dia memilih tema lain, yaitu Momlit (Mom's literature). Saya lebih suka cerita remaja, tetapi saya pikir tidak ada salahnya mencoba tema baru. Toh pengarangnya saya suka.

Dan saya cukup menikmati buku ini. Ceritanya ringan dan sangat real. Banyak sekali kejadian di dalam buku ini yang mungkin sangat mewakili kehidupan para ibu muda di Jakarta. Saya suka Hannah yang emosian dan juga penyayang. Lucu sekali membaca Hannah yang membenci babysitter Razsya namun tak berdaya memecat sang pembantu karena butuh. Usaha-usahanya dalam mengambil hati Razsya dan mengalahkan sang pembantu benar-benar nyata dan seru untuk diikuti. 

Lalu ada Wigra, sang suami. Siapa sih yang nggak mau suami sabar dan pengertian seperti Wigra? Yah, saya sih tidak pernah suka dengan tokoh yang sempurna. Tapi Wigra diciptakan Sitta sebagai contoh suami yang sangat ideal, jadi ya sudahlah.

Endingnya heartwarming banget. Beginilah seharusnya sebuah keluarga harmonis :)

4/5