Monday 12 October 2015

All Our Yesterdays


Judul : All Our Yesterdays
Penulis : Cristin Terrill
Tebal : 362 halaman
Penerbit : Bloomsbury Childrens

Em is locked in a bare, cold cell with no comforts. Finn is in the cell next door. The Doctor is keeping them there until they tell him what he wants to know. Trouble is, what he wants to know hasn't happened yet. 

Em and Finn have a shared past, but no future unless they can find a way out. The present is torture - being kept apart, overhearing each other's anguish as the Doctor relentlessly seeks answers. There's no way back from here, to what they used to be, the world they used to know. Then Em finds a note in her cell which changes everything. It's from her future self and contains some simple but very clear instructions. Em must travel back in time to avert a tragedy that's about to unfold. Worse, she has to pursue and kill the boy she loves to change the future.



Review:
Astaga. Buku apa ini? Kerennnnnn paraaaaahhhh. 

Em dipenjara di sebuah ruangan kosong sendirian. Hiburannya hanya Finn yang kebetulan dipenjara bersebelahan dengannya. Ia kerap kali memperhatikan lubang di tengah lantai penjara, merasa tertarik untuk membuka saluran itu. Menggunakan sendok makan yang berhasil diselundupkannya, ia pun mencabuti setiap sekrupnya. Ternyata di dalam lubang itu terdapat sebuah kertas berisi tulisan tangannya dan Em sama sekali tidak tahu kapan ia menyembunyikan kertas itu. Isinya adalah hal-hal yang sudah dicobanya dan gagal. Hanya satu hal yang belum dicobanya: membunuh James, cowok yang dicintainya di masa lalu. 


Em dan Finn pun merencanakan aksi kabur. Mereka harus memperbaiki masa lalu. Mereka tidak bisa hidup dipenjara seperti sekarang, hidup hanya karena sang Dokter masih membutuhkan informasi dari mereka. 

Jadi, mereka pun kabur dan pergi ke empat tahun yang lalu menggunakan mesin waktu. Mereka hanya berharap sang Dokter tidak sempat mengejar dan menangkap mereka lagi.

Awalnya saya ragu dengan buku ini. Perjalanan lintas waktu memang bukan tipe cerita fantasi favorit saya. Tapi, saya tidak menyesal membaca buku ini. Ceritanya tidak sesederhana yang saya kira. Ini bukan masalah memperbaiki masa lalu dan teknologi sains yang keren. Buku ini lebih membahas dengan detail tentang tiga tokoh utamanya: Em, Finn, dan James. Diceritakan dengan alur maju mundur, saya bisa melihat setiap sisi kepribadian mereka. Betapa besar perubahan yang dialami ketiganya. Marina atau Em yang masih muda adalah gadis naif dan baik hati yang jatuh hati pada tetangganya. Bagaimana dia bisa berubah menjadi gadis berani dan sinis adalah sebuah misteri yang pelan-pelan dibuka. James yang jenius dan penyayang tadinya adalah sahabat Marina. Tapi sebuah peristiwa mengenaskan membuat dia berubah menjadi sang Dokter yang dingin dan tak punya belas kasihan. Sementara Finn? Dia adalah cahaya yang membantu Em tetap berdiri tegak di saat seluruh dunia jatuh di bawah kekejaman sang Dokter. Dan saya suka sekali dengan tokoh satu ini. Dia lucu, cerdik, dan setia. Saya mau satu Finn dong di dunia nyata. :D

Buku ini menunjukkan bahwa setiap manusia selalu bertumbuh dan berubah setiap waktu. Kita mungkin lemah dan bodoh di masa lalu, tapi kita belajar untuk menjadi orang yang lebih baik. Sisi inilah yang membuat saya suka sekali dengan buku ini. Entah kenapa saya sedih melihat kenaifan Marina hilang dan tidak ada lagi dalam sosok Em. Saya juga sedih karena mengetahui kalau sang Dokter yang jahat dan menyebalkan itu dulunya adalah sosok yang menyenangkan dan baik hati. Saya bisa merasakan beban dan dilema hati Em dan Finn untuk membunuh sahabat mereka hanya demi menyelamatkan masa depan semua orang. 

Dan endingnya itu lohhhh... Nyes sekali. Bittersweet and heartbreaking. Perfecto magnifico!

Saya harus meralat pernyataan saya yang bilang kalau The Eternity Cure adalah buku terbaik yang saya baca tahun ini. All Our Yesterdays mengalahkan semuanya!!! Luar biasa penulisnya. Debut buku yang sangat bagus. Very recommended.

5/5

No comments:

Post a Comment