Saturday 27 February 2016

Bloodlines


Judul : Bloodlines (Bloodlines #1)
Penulis : Richelle Mead
Tebal : 421 halaman
Penerbit : Razorbill

When Sydney is torn from her bed in the middle of the night, at first she thinks she's still being punished for her complicated alliance with dhampir Rose Hathaway. But what unfolds is far worse. Jill Dragomir - the sister of Moroi Queen Lissa Dragomir - is in mortal danger, and the Moroi must send her into hiding. To avoid a civil war, Sydney is called upon to act as Jill's guardian and protector, posing as her roommate in the unlikeliest of places: a human boarding school in Palm Springs, California. The last thing Sydney wants is to be accused of sympathizing with vampires. And now she has to live with one.

The Moroi court believe Jill and Sydney will be safe at Amberwood Prep, but threats, distractions, and forbidden romance lurk both outside - and within - the school grounds. Now that they're in hiding, the drama is only just beginning.


Review:
Saatnya kembali ke dunia vampir ala Richelle Mead. Rasanya seperti sedang bernostalgia ke masa lalu. Saya membaca seri Vampire Academy sewaktu saya masih kuliah. Saya ingat kalau dulu saya tidak suka dengan tokoh utamanya, Rose Hathaway. Tapi, saya tetap suka sama ceritanya. 

Seri Bloodlines ini sudah saya tunggu-tunggu sejak lama. Alasannya karena Adrian Ivashkov jadi salah satu karakter utamanya. Saya suka sekali dengan tokoh itu dan kebetulan dia mendapatkan akhir yang buruk di seri Vampire Academy. Karena sekarang seri ini sudah tamat, saya jadi bisa mulai membacanya.

Tokoh utama di seri ini adalah Sydney Sage, seorang alchemist yang pernah membantu Rose dulu. Dia sangat kaku, taat aturan, kompeten, berkepala dingin, dan sangat pintar. Sayangnya, reputasi bagusnya itu rusak karena tindakannya memihak Rose sebelumnya. Bagi alchemist, vampir itu tabu dan hina. Mereka hanya berurusan dengan vampir seperlunya. Tugas mereka adalah menjaga agar dunia vampir tetap tersembunyi dari manusia. 

Suatu malam, Sydney dibangunkan dari tidurnya. Ternyata ia mendapat tugas baru, yaitu menjadi pelindung bagi Jill Dragomir, adik Lissa sang ratu moroi. Karena usia Lissa yang masih muda, banyak yang tidak setuju dengan statusnya sebagai ratu. Jill pun menjadi target pembunuhan untuk melemahkan posisi Lissa. 

Sydney sebenarnya tidak menyukai tugas barunya itu. Ia tidak suka tinggal satu kamar dengan seorang vampir. Tapi dia satu-satunya alchemist yang tersedia dan cukup berpengalaman untuk bisa membantu penyamaran Jill di sekolah manusia. Demi membersihkan reputasinya, Sydney setuju mengambil tugas itu.

Jadi, dimulailah kehidupan baru Sydney di sekolah asrama. Dia tidak pernah bersekolah sebelumnya dan ia tidak yakin bisa bergaul dengan orang-orang sekitarnya. Apalagi ia juga harus mengatur segala keperluan Jill. Selain itu, ada pembunuhan misterius yang terjadi akhir-akhir ini. Apakah itu ada hubungannya dengan tato aneh yang digunakan murid-murid di sekolahnya?

Richelle Mead punya kelebihan dalam menulis cerita ringan sehari-hari yang sangat enak dibaca. Saya selalu suka membaca cerita yang membahas kegiatan belajar di sekolah. Saya suka sekali membaca aktivitas Sydney di sekolah barunya. Saya juga suka dengan misteri yang perlahan-lahan terpecahkan tanpa terburu-buru. Nuansa ceritanya sangat remaja walau kesannya lebih serius daripada seri Vampire Academy karena narasi si Sydney sendiri. 

Yang membuat saya betah sekali membaca buku ini adalah Sydney dan Adrian. Menurut saya, Sydney sangat keren karena jago Kimia dan sejarah. Dia dengan mudah menjawab seluruh pertanyaan guru di kelas. Enak amat. Tenang namun menghanyutkan gitu. Saya juga salut sama kehebatannya mengatasi stres. Dia sih santai-santai saja melakukan semua tugas sekolah, tugas alchemist, membantu teman, menyelidiki kasus, dan mengurus tetek-bengek lainnya. Wow. Multitasking expert

Dan Adrian. Hahahaha... Dari dulu saya memang suka sama tokoh satu ini. Kocak dan aneh-aneh saja. Memang sih Adrian itu pemalas dan menyebalkan. Tapi dia bikin novel ini jadi terkesan lucu dan santai. Asyik gitu. Dia masih belum move on dari Rose sih. Saya maunya dia cepat-cepat suka sama si Sydney yang jauh lebih keren.

Misterinya unik dan cukup kreatif. Saya penasaran dengan lanjutan ceritanya. Apalagi tokoh-tokohnya semua menyenangkan. 

4/5 

No comments:

Post a Comment