Tuesday 21 June 2016

All You Can Eat


Judul : All You Can Eat
Penulis : Christian Simamora
Tebal : 472 halaman
Penerbit : Gagasmedia


Sarah menemukan pacarnya berselingkuh. Saking kesalnya, dia sampai tidak bisa menulis naskah skenario. Tidak niat, idenya buntu. Kebetulan Anye, sahabatnya punya vila di Bali dan dia menyarankan agar Sarah berlibur di sana sekaligus melupakan pacarnya yang selingkuh itu.

Dan ternyata adik Anye, Jandro juga sedang menginap di sana. Yang jelas pertemuan mereka menyangkut seseorang yang sedang tidak memakai sehelai benang. Jandro lebih muda tujuh tahun dari Sarah dan Sarah tertarik secara fisik pada pria itu. 

Jandro pernah suka sama Sarah dulu di masa sekolah, masa-masa dia masih cupu dan geek. Dia pernah ditolak Sarah dulu. Tapi sekarang... dia tidak bisa membiarkan Sarah pergi lagi darinya.

Review:
Ada satu hal yang membuat saya terus mengikuti karya Christian Simamora: cowok-cowoknya yang berhuruf depan "J". Sejak dulu saya memang penggemar cowok berinisial "J", semua teman saya tahu itu dan suka teasing saya soal keanehan itu. Haha... Jadi sewaktu penulis bilang seri bukunya bernama Jboyfriend, saya seperti terpanggil. Kok bisa ya dia punya selera sama dengan saya? Nama cowok berinisial "J" itu kan terkesan ganteng dan keren.

Tapi jujur, saya tidak terlalu suka gaya bercerita penulis satu ini. Unik, tapi bukan selera saya. Saya juga tidak begitu suka konsep cinta yang sebenarnya nafsu belaka. Setiap kali Sarah melihat Jandro, di otaknya cuma ada soal tubuh Jandro yang seksi atau bagian tubuh mana yang ingin dia sentuh.  Jandro juga sama. Saya sih tidak buta. Banyak kok cewek yang memang melihat cowok dengan pandangan seperti itu. Tapi ini kan novel. Saya boleh dong idealis sedikit. Menurut saya, hal-hal seperti itu terkesan merendahkan. Superficial. Saya sih terhina kalau cuma disukai dari sisi penampilan saja. My biggest pride is my brain. Saya paling suka cerita romance yang menunjukkan banyak percakapan antara kedua tokoh utamanya, di mana mereka berdebat serta berdiskusi mengeluarkan pendapat mereka. Dan lalu mereka saling suka. 

Saya suka tokoh Jandro. Saya selalu suka cowok yang suka baca dan seorang geek. Dia juga tulus dan  sayang banget ke Sarah. Sedangkan Sarah... Dia sih tidak semenyebalkan Em di Pillow Talk. Sarah cukup pintar dan saya mengerti ketakutannya berpacaran dengan cowok yang jauh lebih muda. Tapi dia agak terlalu kejam ke Jandro. Dan... Adegan-adegan di buku ini tidak mencengangkan atau mendebarkan. Cenderung datar. Padahal seharusnya kan hot atau apalah karena ada adegan ranjangnya yang sangat  eksplisit untuk ukuran novel Indonesia. Terus plot nenek Jandro yang meninggal juga cuma pengisi tidak penting. 

Yah, intinya sih. Buku Christian Simamora hanya dibaca kalau saya lagi nggak mau mikir. Isinya terlalu fana, walau nggak separah Ika Natassa.

3/5




No comments:

Post a Comment